Monday, February 24, 2014

Menjaga Diri dari Kekasaran Qolbu


Al-Harits Al-Muhasibi
SEPATUTNYALAH bagi seorang Mukmin
ketika dia melihat rain (kekelaman) pada
kalbunya sebagai sanksi atas dosa yang
dilakukannya; hendaknya dia merasa
was-was tatkala Allah menutup
kalbunya dengan kekelaman dan
kekasaran, kelak akan menjadi tirai
penutup (hijab) yang menghalanginya
dari perjumpaan (melihat) Allah.
Karena Dia telah memberitahukan
bahwa Dia akan menghukum orang yang
dikeluarkan dari perlindungan
(wilayah)-Nya dengan cara menutup
kalbu orang tersebut dari Diri-Nya di
dunia, dan akan menutup penglihatan
orang itu untuk dapat melihat
Keagungan-Nya di akhirat. Maka, Dia
Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi
berfirman:

Sekali-kali tidak (demikian),
sesungguhnya apa yang selalu mereka
lakukan telah membuat hati mereka
kelam (tertutupi dari nur Allah). Sekali-
kali tidak, sesungguhnya mereka pada
hari ini benar-benar terhalang dari
(melihat) Tuhan, (Q.s. al-Muthaffifin:
14-15); yang satu mengikuti lainnya,
hijab yang bermakna ganda disebut
bersamaan dalam ayat hijab
(tertutupnya) kalbu di dunia, dan
tertutupnya penglihatannya dari
memandang Allah di akhirat.
Dan ketika suatu bisikan dari setan
terbersit dalam dirinya untuk
membuatnya berhenti dari rasa takut
(khauf) kepada Allah Yang Maha Agung,
hendaklah dia mewaspadai kedua sanksi
di atas yang akan menimpanya.
Dan jika setan terus berbisik dengan
mengatakan, Sesungguhnya ayat di
atas berkaitan dengan orang-orang
kafir.
Hendaklah dia menampiknya dengan
mengatakan, Sekalipun Dia telah
menurunkannya berkaitan dengan
orang-orang kafir, maka sesungguhnya
Allah tidak memberi jaminan kepada
sebagian besar kaum Mukminin bahwa
mereka terlepas dari kedua hal
tersebut, dan telah melihat bahwa
salah satunya telah menimpa sebagian
besar kaum muslimin.
Allah Swt. telah memperingatkan kaum
Mukminin, kalau mereka berbuat
maksiat, Dia akan menyiksa mereka
sebagaimana Dia menyiksa orang-orang
kafir. Oleh karena itulah, Dia Swt.
berfirman:
Dan peliharalah dirimu dari api neraka,
yang dijanjikan kepada orang-orang
kafir. (Q.s. Ali Imran: 131), artinya:
Aku akan menyiksa kalian bersama
mereka yang kafir.
Dan Allah sungguh menyebutkan
tentang orang-orang kafir pada ayat
itu dengan kepastian (mereka berada
dalam neraka), kemudian Dia
memberitahukan bahwa Dia bermaksud
dengan ayat tersebut sebagai
ancaman (takhwif) bagi hamba-
hamba-Nya yang beriman. Dia
berfirman:
Katakanlah, Hanya Allah saja yang
aku sembah, den gan memurnikan
ketaaran kepada Nya dalam
(menjalankan) agamaku. Maka
sembahlah olehmu (hai orang-orang
musyrik) apa yang kamu kehendaki
selain Dia. Katakanlah, Sesungguhnya
orang-orang yang rugi adalah orang-
orang yang merugikan diri mereka
sendiri dan keluarganya pada hari
kiamat. Ingatlah, yang demikian itu
adalah kerugian yang nyata. Bagi
mereka lapisan-lapisan dari api di atas
mereka dan di bawah mereka pun
lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah,
Allah memberi ancaman kepada hamba-
hamba-Nya dengan azab itu. Maka,
bertakwalah kepada-Ku, wahai hamba-
hamba-Ku, (Q.s. az-Zumar: 14-16),
maka Dia memperingatkan mereka akan
azab neraka, sebagaimana yang telah
menjadi azab bagi orang-orang kafir.
Aisyah (semoga Allah meridhainya)
berkata:
Adalah Rasulullah Saw. ketika melihat
al-muhkhilah (mendung menggumpal)
tampak di langit, beliau gelisah dan
keluar masuk rumah. Lalu aku bertanya:
Wahai Rasulullah, mengapa engkau
tampak gelisah dan keluar-masuk
rumah? Beliau berkata, Tidak ada
yang bisa menjamin bahwa aku akan
selamat dari azab sebagaimana yang
Allah azza wa-Jalla firmankan. Maka
tatkala mereka melihat azab itu berupa
awan yang menuju ke lembah-lembah
mereka, kata mereka, Inilah awan yang
akan menurunkan hujan kepada kami.
Bukan, bahkan itulah azab yang engkau
minta supaya datang dengan segera!
yaitu angin yang mengandung azab
yang pedih. (Q.s. al-Ahqaf: 24).
Sayyidina Umar (semoga Allah
meridhainya) berkata, Tidakkah kalian
melihat bahwa aku berhenti menjalani
hidup dalam kemewahan? Dan beliau
juga pernah berkata kepada
pelayannya, Tuangkan bubur tepung
dan minyak sapi itu dengan air, karena
sesungguhnya ia dapat menetralisir
panasnya minyak. Sesungguhnya aku
telah mendengar Allah azza wa-Jalla
merubah suatu kaum, maka Dia
berfirman, Engkau telah menghabiskan
rezekimu yang baik dalam kehidupan
duniawimu saja. (Q.s. al-Ahqaf: 20).
Dengan alasan tersebut, beliau
memperingatkan orang yang terjerumus
dalam syahwat akan mengalami azab
yang menimpa orang-orang kafir, dan
orang-orang Mukmin belum tentu
terjamin aman dari ancaman itu.
Karenanya, suatu kewajiban bagi
orang-orang beriman agar takut bila
(kelak) mereka akan disatukan dalam
kehinaan dan azab bersama orang-
orang kafir.

No comments:

Post a Comment