Sunday, February 23, 2014

Mursid Dalam Thoriqoh


Dalam setiap aktivitas rintangan itu
akan selalu ada. Hal ini dikarenakan
Tuhan menciptakan syetan tidak lain
hanya untuk menggoda dan
menghalangi setiap aktivitas manusia.
Tidak hanya terhadap aktivitas yang
mengarah kepada kebaikan, bahkan
terhadap aktivitas yang sudah jelas
mengarah menuju kejahatan pun,
syetan masih juga ingin lebih
menyesatkan.
Pada dasarnya kita diciptakan oleh
Tuhan hanya untuk beribadah dan
mencari ridla dari-Nya. Karena itu
kita harus berusaha untuk berjalan
sesuai dengan kehendak atau syariat
yang telah ditentukan. Hanya saja
keberadaan syetan yang selalu
memusuhi kita, membuat pengertian
dan pelaksanaan kita terkadang tidak
sesuai dengan kebenaran.
Dengan demikian, kebutuhan kita
untuk mencari seorang pembimbing
merupakan hal yang essensial. Karena
dengan bimbingan orang tersebut, kita
harapkan akan bisa menetralisir setiap
perbuatan yang mengarah kepada
kesesatan sehingga bisa mengantar
kita pada tujuan.
Thariqah
Thariqah adalah jalan. Maksudnya,
salah satu jalan menuju ridla Allah
atau salah satu jalan menuju wushul
(sampai pada Tuhan). Dalam istilah lain
orang sering juga menyebutnya
dengan ilmu haqiqat. Jadi, thariqah
merupakan sebuah aliran ajaran dalam
pendekatan terhadap Tuhan. Rutinitas
yang ditekankan dalam ajaran ini
adalah memperbanyak dzikir terhadap
Allah.
Dalam thariqat, kebanyakan orang
yang terjun ke sana adalah orang-
orang yang bisa dibilang sudah
mencapai usia tua. Itu dikarenakan
tuntutan atau pelajaran yang
disampaikan adalah pengetahuan pokok
atau inti yang berkaitan langsung
dengan Tuhan dan aktifitas hati yang
tidak banyak membutuhkan
pengembangan analisa. Hal ini sesuai
dengan keadaan seorang yang sudah
berusia tua yang biasanya kurang ada
respon dalam pengembangan analisa.
Meskipun demikian, tidak berarti
thariqah hanya boleh dijalankan oleh
orang-orang tua saja.
Lewat thariqah ini orang berharap
bisa selalu mendapat ridla dari Allah,
atau bahkan bisa sampai derajat
wushul. Meskipun sebenarnya thariqah
bukanlah jalan satu-satunya.
Wushul
Wushul adalah derajat tertinggi atau
tujuan utama dalam ber-thariqah.
Untuk mencapai derajat wushul
(sampai pada Tuhan), orang bisa
mencoba lewat bermacam-macam
jalan. Jadi, orang bisa sampai ke
derajat tersebut tidak hanya lewat
satu jalan. Hanya saja kebanyakan
orang menganggap thariqah adalah
satu-satunya jalan atau bahkan jalan
pintas menuju wushul.
Seperti halnya thariqah, ibadah lain
juga bisa mengantar sampai ke
derajat wushul. Ada dua ibadah yang
syetan sangat sungguh-sungguh dalam
usaha menggagalkan atau menggoda,
yaitu shalat dan dzikir. Hal ini
dikarenakan shalat dan dzikir
merupkan dua ibadah yang besar
kemungkinannya bisa diharapkan akan
membawa keselamatan atau bahkan
mencapai derajat wushul. Sehingga
didalam shalat dan dzikir orang akan
merasakan kesulitan untuk dapat
selalu mengingat Tuhan.

Dalam sebuah cerita, Imam Hanafi
didatangi seorang yang sedang
kehilangan barang. Oleh Imam Hanafi
orang tersebut disuruh shalat
sepanjang malam sehingga akan
menemukan barangnya. Namun ketika
baru setengah malam menjalankan
shalat, syetan mengingatkan/
mengembalikan barangnya yang hilang
sambil membisikkan agar tidak
melanjutkan shalatnya. Namun oleh
Imam Hanafi orang tersebut tetap
disuruh untuk melanjutkan shalatnya.
Seperti halnya shalat, dzikir adalah
salah satu ibadah yang untuk mencapai
hasil maksimal harus melewati jalur
yang penuh godaan syetan. Dzikir
dalam ilmu haqiqat atau thariqat,
adalah mengingat atau menghadirkan
Tuhan dalam hati. Sementara Tuhan
adalah dzat yang tidak bisa diindera
dan juga tiak ada yang menyerupai.
Sehingga tidak boleh bagi kita untuk
membayangkan keberadaan Tuhan
dengan disamakan sesuatu. Maka
dalam hal ini besar kemungkinan kita
terpengaruh dan tergoda oleh syetan,
mengingat kita adalah orang yang
awam dalam bidang ini (ilmu haqiqat)
dan masih jauh dari standar.
Karena itu, untuk selalu bisa berjalan
sesuai ajaran agama, menjaga
kebenaran maupun terhindar dari
kesalahan pengertian, kita harus
mempunyai seorang guru. Karena
tanpa seorang guru, syetanlah yang
akan membimbing kita. Yang paling
dikhawatirkan adalah kesalahan yang
berdampak pada aqidah.
Mursyid
Mursyid adalah seorang guru
pembimbing dalam ilmu haqiqat atau
ilmu thariqat. Mengingat pembahasan
dalam ilmu haqiqat atau ilmu thariqat
adalah tentang Tuhan yang merupakan
dzat yang tidak bisa diindera, dan
rutinitas thariqah adalah dzikir yang
sangat dibenci syetan. Maka untuk
menjaga kebenaran, kita perlu
bimbingan seorang mursyid untuk
mengarahkannya. Sebab penerapan
Asma Allah atau pelaksanaan dzikir
yang tidak sesuai bisa membahayakan
secara ruhani maupun mental, baik
terhadap pribadi yang bersangkutan
maupun terhadap masyarakat sekitar.
Bahkan bisa dikhawatirkan salah dalam
beraqidah.
Seorang mursyid inilah yang akan
membimbing kita untuk
mengarahkannya pada bentuk
pelaksanaan yang benar. Hanya saja
bentuk ajaran dari masing-masing
mursyid yang disampaikan pada kita
berbeda-beda, tergantung aliran
thariqah-nya. Namun pada dasarnya
pelajaran dan tujuan yang
diajarkannya adalah sama, yaitu al-
wushul ila-Allah.
Melihat begitu pentingnya peranan
mursyid, maka tidak diragukan lagi
tinggi derajat maupun kemampuan dan
pengetahuan yang telah dicapai oleh
mursyid tersebut. Karena ketika
seorang mursyid memberi jalan keluar
kepada muridnya dalam menghadapi
kemungkinan godaan syetan, berarti
beliau telah lolos dari perangkap
syetan. Dan ketika beliau membina
muridnya untuk mencapai derajat
wushul, berarti beliau telah mencapai
derajat tersebut. Paling tidak,
seorang mursyid adalah orang yang
tidak diragukan lagi kemampuan
maupuan pengetahuannya.
(Penulis adalah pengasuh Ponpes al-
Maruf, Bandungsari, Ngaringan,
Grobogan, Jateng; juga sebagai wakil
Syuriyah NU wilayah Jateng dan
sebagai anggota lajnah tashhih NU
Pusat dan di persatuan thariqat se-
Indonesia).

Original Post : http://sufinews.com/

No comments:

Post a Comment